05.11

"Gak apa-apalah ... Yesus aja gondrong"

RAMBUT adalah sesuatu yang dianugerahkan Tuhan, dan itu memang bisa merubah penampilan seseorang. Di samping itu, banyak orang menganggap rambut adalah mahkota bagi setiap insan manusia. Ketika rambut ditata dengan baik dan diberikan aksesoris, seperti, dicat (warna-warni,-red) dan lain sebagainya, maka wajah akan terlihat berubah. Itu memang fenomena penampilan, dan banyak orang menggunakan rambut menjadi satu mode.

Fungsi rambut adalah untuk mempercantik dan membuat orang kelihatan menarik. Kita lihat dalam dunia tata rambut ada begitu banyak mode-mode rambut yang lagi nge-trend sekarang, sehingga, baik pria maupun wanita modern akan berlomba-lomba untuk mengikuti trend tersebut. Ketika Allah menciptakan manusia pertama, yakni, Adam dan Hawa, keduanya tidak tahu rambut yang ada di kepala mereka panjangnya sampai dimana. Bahkan Yesus sendiri, rambut-Nya panjang-gondrong. Jadi, kalau hamba Tuhan laki-laki memiliki rambut panjang, itu tidak masalah.

Hanya kalau kita hamba Tuhan berpenampilan, bersikap dan dalam hal apa saja harus ngaca (menjadi contoh yang baik dan menjadi teladan bagi orang lain). Jika hamba Tuhan pintar ngomong, tapi tidak menjadi teladan kan? repot. Kita juga harus lihat standar paling rendah dari iman seseorang. Sama halnya dengan kita menyampaikan sesuatu, kalau kita memakai bahasa orang SD, Profesor pasti mengerti. Sebaliknya kalau kita menggunakan bahasa Profesor, maka orang yang tamat SD tidak mungkin mengerti.

Ini sama halnya dengan rambut. Tidak semua orang Kristen punya iman yang dikatakan bisa mengerti dalam hal penampilan. Masih banyak orang Kristen yang maunya hamba Tuhan rapi, ya tinggal pilihan kita. Bisa saja kita semua maunya gondrong, sebab ada banyak hamba Tuhan yang ada dalam Alkitab rambutnya gondrong, dan terlebih lagi Tuhan Yesus juga gondrong. Tapi tidak semua orang bisa menerima penampilan hamba Tuhan.

Tetapi kalau penampilannya rapi, dan rambut kita pun rapi, maka semua orang akan menerima kita. Sedangkan kalau berambut gondrong, maka tidak semua orang bisa menerima. Rambut gondrong tidak ada landasan teologisnya, dan tidak ada aturan gereja yang mengatakan bahwa hamba Tuhan laki-laki harus cepak atau harus gondrong, dicat dan sebagainya. Asalkan rapi maka semua orang pasti akan menerima.

Penampilan dengan mode, rambut gondrong dan sebagainya, tentu tidak semua orang bisa menerima. Bicara boleh atau tidak boleh berambut gondrong itu hak orang. Karena memang tidak ada yang melarang. Bahkan firman Tuhan-pun tidak ada yang melarang hanya kembali pada diri kita masing-masing. Kalau kita merasa rambut ini pendek atau panjang dan sesuai dengan bentuk wajah, ya silahkan saja.

Apabila ada orang yang berambut gondrong dan mode rambut itu tidak cocok, maka orang itu perlu penata rambut yang bisa mengatur. Sebaliknya, kalau berambut gondrong tapi cocok dengan bentuk wajah, itu tidak masalah. Memang benar firman Tuhan katakan “Janganlah kita memuji diri kita, tapi biarlah orang lain yang memuji kita” Artinya orang lain saja yang melihat kita, jangan diri kita yang menilai. Kalau hanya trend atau mode, ya tidak akan bertahan lama.

Sekali lagi, kalau merasa akan menjadi batu sandungan maka lebih baik tidak usah gondrong, seperti Rasul Paulus mengatakan “Kalau makanan itu menjadi batu sandungan orang lain maka lebih baik jangan kumakan meskipun aku ingin makan”. sensye