13.29

Mentalitas Kerajaan

Mentalitas kerajaan berbicara mengenai kerajaan. Kita bukan sekedar menjadi orang Kristen, tetapi kita adalah anak-anak Kerajaan. Sejak awal Allah menciptakan manusia seturut dengan rupa Allah dengan satu tujuan, yaitu untuk membangun KerajaanNya di muka bumi ini (bdk. Kejadian 1 : 26). Ada satu kerinduan yang disampaikan Allah kepada Nuh, sama seperti yang dikatakan Allah kepada Adam sebelum ia jatuh dalam dosa, yaitu memenuhi bumi. Rencana Allah tidak pernah gagal meskipun Adam jatuh dalam dosa. Ada persamaan antara apa yang disampaikan Allah kepada Nuh dengan apa yang dikatakan Allah kepada Adam. Allah tidak berhenti dengan satu komunitas, yaitu keluarga Nuh, tetapi Allah melanjutkan perjanjian dengan Abraham. Allah mengikatkan suatu perjanjian / covenant, sehingga sejak itulah rencana Allah tidak dapat dibatalkan.

Matius 4 : 17
4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Tujuan pertobatan, yaitu untuk kembali pada rencana Allah semula , yaitu membangun kerajaanNya.

Ibrani 12 : 28
12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Goncangan diberikan agar nyata apa yang tidak dapat digoncangkan.

Hakim-hakim 1 : 5 – 7
1:5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris.
1:6 Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya.
1:7 Kata Adoni-Bezek: "Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku." Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana.

Adoni-Bezek adalah gambaran mengenai si jahat, sedangkan 70 raja merupakan Gereja – gereja Tuhan. Berkat Tuhan yang dijanjikanNya kepada kita tidak sampai kepada kita secara maksimal, karena hidup kita ditatasi, kita hanya memungut sisa-sisa makanan. Iblis menjatuhkan kita dengan tipu daya :
1. Kita diturunkan dari tahta dengan jebakan-jebakan, yaitu mencintai diri sendiri dan menjadi hamba uang ( II Timotius 3 : 2). Dengan demikian kita tidak fokus kepada Allah, padahal status kita adalah duduk bersama-sama dengan Bapa, sekalipun kita masih berada di bumi
Efesus 2 : 6
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2. Ibu jari tangan kita dipotong. Ibu jari berbicara mengenai kekuatan kita memegang pedang roh. Tanpa ibu jari dan tangan kita, kita tidak dapat memegang pedang roh, yaitu firman Allah, sebagai perlengkapan senjata Allah ( Efesus 6 : 11-13). Tanpa ibu jari, tidak ada kekuatan bagi kita untuk memegang pedang roh.
3. Ibu jari kaki kita dipotong. Berbicara mengenai keseimbangan. Ketika kita menghadapi masalah, kita akan langsung bimbang.

Waktu seseorang memiliki Kerajaan dan berstatus Kerajaan
Matius 16 : 13 – 19
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Waktu Simon mengucapkan hal itu, statusnya berubah menjadi Petrus. Status Kerajaan kita peroleh melalui pengakuan. Saat kita mengaku dengan mulut, bahwa Yesuslah Tuhan, saat itu pula kita memiliki Kerajaan dan berstatus Kerajaan.

Roma 10 : 9 – 11
10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Menurut perkataan kitalah, kita dibenarkan. Perkataan kita sangat menentukan apa yang akan kita terima. Setiap apa yang kita ucapkan akan terjadi. Perkataan kita sangat berkuasa.

Matius 12 : 37
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."


Yesaya 55 : 11
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Mempertahankan Status Kerajaan
1. Kita Harus mengerti arti Kerajaan Allah
Roma 14 : 17 – 18
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Jika kita menempatkan kebenaran menjadi prinsip dalam hidup kita, kita mengerti arti Kerajaan Allah. Waktu kita menempatkan Yesus segalanya di dalam hidup kita, maka kita adalah orang yang mengerti arti Kerajaan Allah. Kita harus memberikan hormat kepada otoritas di dalam hidup kita, yaitu Tuhan. Ada kebenaran di dalam hidup kita ketika kita mengerti arti Kerajaan. (Yesaya 32 : 15)

Nahum 1 : 3
1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

Ada konsekuensi yang harus kita terima ketika kita melakukan kesalahan. Kedekatan kita dengan allah tidak membuat kita bebas dari hukuman, tetapi kedekatan kita dengan Allah membuat Allah berupaya membebaskan kita.

Keluaran 4 : 21 – 26
4:21 Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.
4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
4:23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
4:24 Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.
4:25 Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku."
4:26 Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.

Ulangan 3 : 23 – 27
3:23 "Juga pada waktu itu aku mohon kasih karunia dari pada TUHAN, demikian:
3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?
3:25 Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon.
3:26 Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.
3:27 Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.

Musa meneduhkan Allah, namun selama 40 tahun tersimpan suatu hal, yaitu Musa teledor dalam perkataannya, pada waktu Musa bersama – sama orang Israel berada di Mara ( Keluaran 15 : 23), dimana Musa memukul gunung, padahal Allah hanya memerintahkan untuk mengucapkan kata-kata kepada gunung itu.


2. Kita harus mengerti rahasia Kerajaan
Markus 4 : 11, 14 , 20
4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
4:14 Penabur itu menaburkan firman.
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."

Filipi 4 : 15
4:15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.
4:16 Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.
4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.
Waktu kita menabur, itulah yang akan memperbesar keuntungan bagi kita.

II Korintus 9 : 6 – 14
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,
9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.