05.16

"Puasa yang baik harus 24 jam"

ALKITAB mengajarkan kita agar selalu berpuasa, karena tujuan puasa adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini sangat berbeda dengan saudara-saudara kita yang dari Nebayot-Kedar, mereka berpuasa hanya karena suatu kewajiban. Dan jika mereka tidak lakukan maka dosa.

Puasa dalam kekristenan bukan kewajiban melainkan tindakan Rohani untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan terlebihnya mematikan jasmani kita untuk hidup bagi Kristus dan pengabdian kepada Tuhan Yesus. Jika berpuasa disertai dan diiringi dengan doa, maka sangat luar biasa.

Dalam Matius 17:21 dikatakan “Sejenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa”. Begitu dasyatnya ketika kita berdoa dan berpuasa. Tetapi perlu diingat, bukan puasanya yang dasyat tetapi Yesus-Nya yang dahsyat, ini yang luar biasa.

Puasa dalam Alkitab terbagi: pertama, puasa biasa. Artinya, puasa berpantang semua makanan baik keras maupun yang lembut. Tetapi tidak berpantang minum seperti yang Yesus lakukan. Kedua, puasa sepenuhnya, artinya tidak makan dan minum. Puasa yang seperti ini, sangat berbahaya bagi tubuh kita. Tetapi dalam Alkitab tertulis, Musa dan Elia berpuasa selama 40 hari tidak makan dan minum.

Keduanya bukan berpuasa dalam dirinya tetapi puasa dalam kuasa Allah. Artinya kekuatan Allah ada di dalam puasa itu. Jika kita mau berpuasa seperti yang di lakukan Musa dan Elia, ya boleh-boleh saja. Hanya harus menyadari, tubuh ini membutuhkan air, dan jika kekurangan air, tubuh akan lemah. Ketiga, puasa sebagian yang dilakukan Daniel. Ia hanya makan sayur-sayuran saja.

Oleh sebab itu yang dikatakan puasa yang baik adalah jangan sampai orang lain tahu bahwa kita sedang berpuasa. Itu sebabnya ketika sedang puasa, kita harus cuci muka, segarkan tubuh, minyaki rambut, supaya orang tidak mengetahui kita sedang berpuasa.

Kalaupun kita datang ke rumah orang, lalu tuan rumahnya memberikan kita makan dan minum, janganlah langsung mengatakan, “Saya sedang berpuasa”, ini munafik namanya. Seharusnya harus mengatakan “maaf saya sedang istirahat”. Dan pasti tuan rumah akan mengerti. Sekali lagi, jangan sampai kalimat yang kita ucapkan itu membuat kita bangga bahwa kita sedang puasa.

Puasa dan doa tidak boleh dipisah-pisahkan, keduanya harus berjalan seiring dan berkesinambungan. Sebab di dalam doa dan puasa akan ada satu kekuatan yang sungguh luar biasa yakni dibalik itu pasti masalah kita akan dijawab, pergumulan kita akan dijawab, penyakit akan disembuhkan dan lain sebagainya.

Selain itu dalam berpuasa, kita berusaha untuk mematikan tubuh jasmani dan hidup dalam Roh. Bahkan dengan puasa kita dapat melarikan diri dari dosa, tidak sombong, angkuh dan terlebihnya kita mendekatkan diri di hadirat Tuhan. Karena hidup ini bukan kita lagi melainkan untuk Tuhan Yesus Kristus sajalah.

Jika sudah berpuasa tetapi belum dijawab doanya maka harus ada tindakan mengoreksi diri. Mungkin ada dosa dan kesalahan yang kita lakukan sehingga memperhambatan jawaban doa (Yesaya 59). Karena ada tiga dimensi dalam berdoa, pertama, berdoa jika belum juga dijawab maka harus berpuasa kalau belum juga maka kita harus bernazar. Dan kalaupun juga belum dijawab maka kita harus periksa diri, pasti ada ganjalan, dan dosa.

Kesimpulannya adalah; puasa yang benar harus 24 jam tidak makan dan minum. Dan ketika kita berpuasa janganlah sampai menghambat aktivitas kita. Kalau kita sunggu-sungguh dihadapan Tuhan maka apapun yang ada di hadapan kita tidak akan mampu menghalangi.