13.25

Membangun

Kita tidak pernah sampai kepada tujuan hidup kalau tidak ada perjalanan atau journey. Perjalanan dipakai untuk membentuk cara kita berpikir. Hidup ini bukan berapa lama, tetapi hidup ini adalah dengan apa kita isi hidup ini. Apa yang kita bangun untuk menjadi apa yang kita punya nanti. Bangunlah sesuatu yang akan dibicarakan orang lain, generasi nanti, bukan batu bata dan semen. Bangun sesuatu yang punya nilai kekal, yang akan dikenang orang lain.

Kita berbeda dengan orang lain, ketika kita melihat dari sudut pandang kekal. Perjalanan itu harus diisi. Bangunlah sesuatu supaya kita bisa memberi apa yang kita bangun untuk generasi kita berikutnya. Jadikan Tuhan arsitek yang membangun hidup kita.

Berapa lama bangunan itu berdiri ditentukan di atas apa kita membangunnya. Ubah jika bangunan kita tidak baik. Tidak ada nasib, semua dapat berubah. Orang boleh meragukan kita, tetapi ada yang lebih berhak menilai kita, yaitu Tuhan yang mendesain kita, untuk memiliki masa depan yang gilang gemilang. Dalam perjalanan ada yang bernama musim. Dalam perjalanan hidup, ada musim yang kita tidak tahu namanya, sehingga kita tidak tahu baju apa yang harus kita pakai. Bukan hanya kita yang berada di dalam masalah, Tuhan Yesus juga ada di dalam masalah.

Kemenangan adalah bagi orang yang telah melewatinya. Ketika kita melihat ke belakang dan melihat jalan yang sebelumnya mustahil kita lewati, kita tidak akan malu berkata bahwa semua karena anugrah.

2 Samuel 7:1-13,16
(7:1) Ketika raja telah menetap dirumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya disekeliling.
(7:2) Berkatalah raja kepada nabi Natan : “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.”
(7:3) Lalu berkatalah Natan kepada raja : “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.”
(7:4) Tetapi pada malam itu juga datang firman TUHAN kepada Natan, demikian :
(7:5) “Pergilah, katakanlah kepada hambaKu Daud : Beginilah firman TUHAN : Masakan engkau yang mendirikan rumah bagiKu untuk Kudiami?
(7:6) Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman.
(7:7) Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umatKu Israel, demikian : Mengapa kamu tidak mendirikan bagiKu rumah dari kayu aras ?
(7:8) Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hambaKu Daud : Beginilah firman TUHAN semesta alam : Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umatKu Israel.
(7:9) Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu, Aku membuat besar namamu seperti nama orang – orang besar yang ada dibumi.
(7:10) Aku menentukan tempat bagi umatKu Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
(7:11) Sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umatKu Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu : TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.
(7:12) Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
(7:13) Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.
(7:16) Keluarga dan kerajaannmu akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapanKu, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”

Daud berbicara mengenai tempat Allah. Tuhan langsung merespon Daud. Daud baru berkata dalam hatinya ia ingin membangun rumah untuk Tuhan, namun Tuhan langsung berkata karena Daud Ia akan membangun rumah untuk Daud juga.

Allah merespon Daud dengan janjiNya yang kekal. Hitungan Allah dengan kita adalah kekekalan, bukan kontrak. Allah memperkenalkan diriNya sebagai Allah Perjanjian. Sekalipun kita telah mati, janjiNya kekal.

Kekekalan untuk Daud terjadi karena Daud ingin membangun rumah untuk Tuhan. Rumah Allah adalah di dalam hidup kita. Tuhan mau diam di dalam kita. Bangunlah rumah Tuhan di dalam hati kita, ijinkan Ia untuk diam di dalam hati kita. Setelah kita membangun Rumah Tuhan di dalam hati kita, bangun Rumah Tuhan untuk orang lain.

Daud memiliki dua sisi :
1. Sisi seniman
Daud melankolis, ia cepat menangis ( ay. 18 )
(7:18) Lalu masuklah raja Daud kedalam kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata : “Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?.
2. Sisi businessman ( ay.25,29 )
(7:25) Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama–lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.
(7:29) Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama–lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-mu ini diberkati untuk selama – lamanya.
Daud tidak hanya menangis, tetapi ia berdiri dan meminta Tuhan menepati janjiNya. Ini bukan tanda kurangajar, melainkan tanda bahwa Daud mengenal Tuhan. Tuhan bisa didesak. Tuhan itu pribadi untuk kita. Kita boleh datang langsung.

Daud mengembalikan kepada Tuhan dengan apa yang Tuhan berikan untuknya. Apa yang kita bangun yang membuat Allah mengikat perjanjian dengan kita?

I Raja – raja 11:9-12
(9) Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya.
(10) Dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah – allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
(11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo : “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
(12) Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
53 tahun Daud sudah mati, Allah ingin membunuh Salomo, namun Allah mengingat Daud.

I Raja-raja 15:3-4
(3) Abiam hidup dalam segala dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, moyangnya.
(4) Tetapi oleh karena Daud maka TUHAN, Allahnya, memberikan keturunan kepadanya di Yerusalem dengan mengangkat anaknya menggantikan dia dan dengan membiarkan Yerusalem berdiri.
86 tahun Daud sudah mati, Tuhan masih memberikan keturunannya perjanjian kekal. Semua yang melayani Tuhan, tidak ada yang sia – sia. Semua akan diperhitungkan Tuhan.

II Raja-raja 8:16-19
(16) Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel – pada waktu itu Yosafat adalah raja Yehuda – Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja.
(17) Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
(18) Ia hidup menurut kelakukan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat dimata TUHAN.
(19) Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan Yehuda oleh karena Daud, hamba-Nya, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya kepada Daud, bahwa ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.
166 tahun setelah Daud mati, Tuhan tetap ingat janjiNya.

Dunia tidak mengenal kasih karunia.Tidak ada yang sia-sia akan apa yang kita buat untuk KerajaanNya. Meskipun Daud berpikir ia biasa-biasa saja, Tuhan mengirim seorang nabi hanya untuk menyatakan kepadanya bahwa ia memiliki potensi. Waktu kita berpikir bahwa kita hanya biasa-biasa saja, ingat Tuhan tidak mati untuk kita hanya untuk biasa-biasa aja. Ada raja didalam kita.