13.45

Hidup Dalam Pertobatan

Lukas 15:11-24 “Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.”

Kisah ini sudah tidak asing lagi. Tetapi apabila kita gali lebih dalam lagi, maka kita akan mendapat pengertian secara benar. Dimana rentetan daripada tema yang akan diajukan pada pasal 15 ini, menyatakan bahwa pada ayat 11 ada kata-kata “Ephendei” berarti Ia berkata lagi. Kalau Ia berkata lagi, maka tentunya ada kata-kata yang melatarbelakanginya, sehingga ia berkata demikian.

Jadi tema yang akan diangkat oleh Kristus adalah : sukacita sorgawi itu hanya dapat diperoleh dengan jalan pertobatan. Sebab pertobatan merupakan awal kita memiliki sukacita sorgawi. Karenanya, kalau tema ini ingin diangkat atau disampaikan baik secara pribadi maupun sebagai hamba Tuhan yang mengemban kabar Injil, maka di dalam diri hamba Tuhan tersebut harus terjadi pertobatan dahulu. Sebab apabila Injil disampaikan tanpa diawali oleh pertobatan dari pihak yang menyampaikan, maka Injil yang mereka beritakan adalah sia-sia.

Yesus memberikan pemikiran bahwa sebetulnya perumpamaan ini sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi legenda bagi orang Yahudi. Mengapa Yesus mengangkat legenda ini menjadi perumpamaan dalam Injil Lukas. Dalam cerita legenda Yahudi dikatakan bahwa ada dua seorang anak, yaitu si sulung dan si bungsu. Yang bungsu pergi ke kota untuk untuk memboroskan harta orang tuanya dan ingin hidup berfoya-foya, sedangkan yang sulung tinggal di rumah dan bekerja bersama ayahnya. Pada suatu malam si bungsu berfikir : “hidup ini tidak ada sukacita, meskipun aku hidup di kota untuk mengejar kesenangan”. Lalu si bungsu ini punya niat untuk kembali di rumah ayahnya. Dan yang sulung juga berfikir : “apa yang sedang dilakukan oleh adikku, betapa senangnya tinggal di kota untuk menikmati kesenangan dunia”. Pada akhirnya si sulung ini berniat untuk menyusul adiknya untuk menikmati seperti apa yang dinikmati oleh adiknya. Pagi-pagi sekali si bungsu mempersiapkan ontanya untuk kembali ke rumah orang tuanya, sedangkan si sulung mempesiapkan ontanya untuk pergi ke kota. Perlu kita ketahui bahwa onta itu larinya sangat kencang, bahkan kecepatannya mirip kuda. Setelah kedua-duanya melakukan perjalanan untuk tujuannya masing-masing, tiba-tiba di tikungan kedua anak ini bertemu dan onta mereka saling bertabrakan, dan akhirnya keduanya masuk jurang lalu mati. Kemudian kedua mayat itu dibawa pulang ke rumah orang tuanya untuk dimakamkan. Dan menurut pandangan orang banyak bahwa si sulunglah yang patut dihargai atau dihormati, sedangkan si bungsu tidak patut untuk dihargai karena dianggap sebagai anak durhaka. Dan menurut cerita legenda kuno bangsa Yahudi, bahwa salah satu dari kuburan mereka ada sebuah pelangi, dan pelanginya tidak turun pada kuburan si sulung, tetapi pada kuburan si bungsu. Dan justru bau yang harum itu keluar dari kuburan si bungsu, sedangkan dari kuburan si sulung keluar bau yang busuk. Menurut cerita legenda Yahudi, bahwa Allah menilai hati manusia. Dimana hati manusia yang baru mau bergerak untuk bertobat saja, sudah mendapat penghargaan dari Allah. Apalagi manusia sudah masuk dalam pertobatan; Tuhan pasti memberkati secara luar biasa. Memang, manusia hanya menilai secara lahiriah, sedangkan Tuhan melihat hati. Oleh sebab itu, berbahagialah orang yang suci hatinya karena ia akan melihat Allah. Dan kita sebagai hamba-hamba Tuhan, marilah kita mengawali pelayanan kita dengan hati yang suci serta bebaskan diri kita dari segala tipu muslihat yang merugikan orang lain, dan biarlah kita jujur dalam melayani Tuhan. Posisikan hati kita pada posisi yang bertobat.

Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk menuju pertobatan yang sesungguhnya :
1. Menyadari kesalahan
2. Ada suatu tindakan untuk berubah
3. Memiliki kerendahan hati

Oleh sebab itu, janganlah tunda-tunda lagi untuk masuk dalam ketiga langkah ini, karena Allah sangat merindukan kita untuk kembali kepadaNya. Seperti kisah daripada anak yang terhilang ini, dimana ayahnya senantiasa menanti-nantikan anaknya untuk kembali pulang. Dan ketika anak itu pulang, maka bukan makian atau hukuman yang diberikan kepada anaknya itu, tetapi belas kasihan yang luar biasa yang diberikan. Selain itu, tatkala anak ini kembali ke rumah dan kelihatan dari jauh, maka ayahnya segera lari untuk mendapatkan anaknya yang sudah lama terhilang. Hal ini juga akan terjadi dalam kehidupan kita yaitu apabila kita mau bertobat maka dengan cepat Allah akan mengadakan pelipatgandaan dalam kehidupan kita. Amin