13.44

HIDUP ITU MENABUR

Dalam peperangan rohani, kita harus dipenuhi dengan kasih, karena peperangan kita adalah peperangan di mana kita berbenturan satu sama lain. Biarlah mata kita tetap tertuju kepada Tuhan di dalam goncangan kita
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengalami mujizat:
1. Percaya – mengklaim janji firman Tuhan, bahwa Yesus sanggup melakukannya. Tuhan menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada melalui apa yang kita ucapkan.
2. Menabur
Kalau kita hidup berkemenangan maka kita bisa membangun orang lain.

Galatia 6:7
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya
Seandainya seorang petani memutuskan untuk tidak menabur, sekalipun dia percaya dia tidak akan menuai. Kalau saudara belum menikmati berkat Tuhan sepenuhnya, mungkin karena :
- Ada duri dalam daging
- Kehidupan kita tidak sedang menabur
Kalau kita mengubah cara pandang kita, baru bisa berhasil. Peperangan rohani itu ada di pikiran kita. Maka kalau kita memutuskan untuk hidup terus menabur, kita akan menuai. Untuk bahagia, tabur kebahagiaan dalam hidup orang lain, maka kita akan menuai. Apa yang kita tabur pasti kita tuai.

Kej 26:12
Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
Biasanya orang pada masa sulit menahan taburannya, namun Ishak berbeda, dalam keadaan sulit dia tidak berhenti menabur. Jangan duduk diam dan mengasihani diri sendiri, kita harus maju terus di dalam taburan ini. Kita terkadang mengalami depresi dan ketegangan, tapi kalau kita melihat orang yang lebih susah dari kita, maka biasanya timbul compassion di hati. Pada waktu kita bertemu dan kita berkata kita juga kecewa, maka kita telah menjerumuskan orang itu. Kita seharusnya membangkitkan orang seperti itu.
Seringkali kita bersikap mementingkan diri sendiri. Kita seharusnya bertanya, “siapa yang harus kita berkati hari ini?”. Kita harus berpusat pada benih daripada kebutuhan. Kalau kita tidak puas dengan kehidupan kita, jangan menggerutu, tetapi haruslah kita terus bersukacita. Teruslah menabur dan naikkan syukur bahwa DIA baik. Keberhasilan kita adalah kita hidup sesuai tujuan Tuhan.
Jangan hanya menabur dalam bentuk uang, tetapi juga kasih, pengampunan, perhatian, kesabaran, dan lain-lain. Kebutuhan kita sudah dijamin akan dipenuhi oleh Tuhan. Tetapi bagaimana sekarang kita menghadapinya? Seringkali kita tidak mau diganggu orang, karena privasi kita tetapi kita mau menganggu orang lain. Kita harus belajar untuk memberi dari segi uang, waktu dan tenaga. Yang seharusnya kita memberi, tetapi karena menuntut akhirnya hilang berkatnya. Jangan menyerah dengan keadaan kita,namun terus tabur kebaikan, kasih dan kesabaran. Yesus disangkal 3 kali oleh Petrus, tetapi Yesus terus mencari Petrus, menyediakan makanan untuk Petrus. Jika Yesus tidak mencari Petrus, Petrus akan menyesal seumur hidupnya. Banyak petrus-petrus di sekeliling kita yang membutuhkan kasih kita, seperti Yesus mengasihi Petrus. Jangan pandang apa yang orang buat, tetapi pandang kasih Kristus yang tidak berkesudahan. Peperangan rohani kita adalah kasih kita pada orang lain.

Pengkotbah 11:1
Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.
Kalau kita memberi, kita sedang menyimpan kebaikan Tuhan yang akan diberikan kepada kita. Jangan pernah berhenti. Tuhan terus mencatat apa yang kita buat dalam hidup ini. Kalau kita egois, kita tidak mendapat yang terbaik. Hidup bersama dengan Tuhan itu “simple but deep”. Saudara harus bisa memberikan jawaban bukan hanya teori. Seringkali kita lupa hal-hal yang sederhana. MENABURLAH. Senyum, anda akan dapat senyuman. Pada waktu kita menyenangkan sesama kita, kita juga sedang menyenangkan Tuhan. Dalam pelayananan semua harus diberkati Tuhan. Seorang yang bernama Kornelius, dia diselamatkan walau kafir, karena ia adalah pemberi yang murah hati. Ada yang bernama Rahab, dia berani mengambil langkah iman menyelamatkan 2 pengintai, sehingga ia dan seisi rumahnya diselamatkan, dan ia dicatat sebagai pahlawan iman. Orang Kristen yang normal adalah orang Kristen yang berjalan di atas air, mengalami mujizat demi mujizat di dalam hidupnya.